RESUME
BAB 3
PERKEMBANGAN SELAMA MASA ANAK-ANAK
DAN REMAJA
A.
PERKEMBNGAN
ANAK PADA MASA PRASEKOLAH
Anak-anak memasuki usia prasekolah
ketika berumur anatara 3 – 5 tahun. Ini adalah masa perubahan pesat dalamsemua
bidang perkembangan. Anak-anak menguasai kebanyakan kemampuan motorik pada
akhir periode ini dan dapat menggunakan kemampuan fisiknya untuk mencapai
berbagai jenis tujuan. Secara kognisi mereka mulai mengembangkan emahaman
tentang kelompok dan hubungan serta menyerap banyak informasi tentang dunia
sosial fdan fisik mereka. Pada usia 6 tahun anak, anak-anak mulai menggunkan
pembicaraanyang hampir seluruhnya matang bukan hanya untuk mengugjapka
keinginan dan ebutuhannya,tetapi juga berbagai gagasan dan pengalamannya.
Secara sosial,anak-anak mempelajari perilaku dan aturan yang tepat dan makin
terampil berinteraksi dengan anak lan.
Dalam
praktek kehidupan sehari-hari,tentu semua aspek perkembangan baik itu
perkembangan fisik, kognisi, dan sosial, tentu saling terjalin keterkaitan dan
sangat di pengaruhi oleh lingkungan yang menjadi tempat anak-anak tumbuh dan
berkembang. Dibawah ini kita akan membahas satu er satu mengenai aspek-aspek
perkembangan yang terjadi pada anak-anak usia prasekolah.
A.
Perkembangan
Fisik
Perkembangan
fisik ini menjelaskan tentang perubahan fisik anak-anak dan juga kemampuan
motoriknya. Selama masa prasekolah, urutan yang di alami anak ketika
mengembangkan kemampuan motorik pada umumnya sama, walaupun beberapa anak
menguasai kemampuan lebih cepat dibandingkan anak yang lain.
Otak merupakan
salah satu perkembangan fisik terpenting di masa kanak-kanak awal dan juga
perkembangan otak dan berbagai bagian lain dari sistem saraf secara terus
menerus(Nelson,2011). Meskipun perkembngan otak yang berlangsung pada tahap
prasekolah tidak cepat seperti yang berlangsung di masa bayi, perubahan ini
menghasilkan bperkembangan anatomi yang berarti ketika anak-anak berusia 3
tahun, ukuran otak tiga per empat ukuran otak dewasa. Ketika berumur 6 tahun,
otak telah mencapai sekitar 95 persen ukuran otak dewasa(Lenroot dan Giedd),
2006).
Pencapaian
fisik utama bagi anak-anak prasekolah adalah peningkatan pengendalian terhadap
otot-otot besar dan kecil(perkembangan
motorik). Sebagaian anak-anak prasekolah akan mengalami keaktifan yang sama
sepanjang masa hidup mereka. Perkembangan otot kecil atau kegiatan motorik
halus, terkait dengan gerakan yang memerlukan kecepatan dan ketepatan, seperti
mengancing baju kemeja atau menutup resleting jaket. Perkembangan otot besar,
atau kegiatan motorik kasar, melibatkan gerakan seperti berjalan dan berlari.
Berikut
tabel yang memperlihatkan perkembangan motorik anak-anak prasekolah
Usia
|
Kemampuan
|
2 tahun
|
Berjalan dengan kaki merangkang dan
tubuh berayun. Dapat memanjat, mendorong, menarik, berlari, bergantung dengan
kedua tangan, mempunyai sedikit daya tahan, dan meraih benda dengan dua
tangan.
|
3 tahun
|
Lebih merapatkan kedua kaki ketika
berjalan dan berlari, dapat berlari dan bergerak lebih mulus. Meraih benda
dengan satu tangan, melmuri dan mengoleskan cat, serta menyusun balok.
|
4 tahun
|
Dapat mengubah irama berlari, melompat
dengan janggal, meloncat, mempunyai kekuatan dan daya tahan, dan koordinasi
yang lebih besar, menggambar bangun dalam bentuk sederhana, membuat lukisan,
dan membuat balok bangunan.
|
5 tahun
|
Dapat erjalan di balok keseimbangan,
melompat dengan mulus, berdiri pada stu kaki, dapat mengurus kancing dan
resleting, dapat engikat tali sepatu,
menggunakan alat dan perkakas dengan benar.
|
Pada
akhir periode sekolah,kebnykan anak dapat dengan mudah melakukan tugas untuk
diri sendiri, seperti memasang ikat pinggangm mengancing pakaian, dan menutup
resleting. Mereka dapat nak dan turun tangga dengan kaki yag saling bergantian.
Selan itu mereka juga dapat melakukan kegiatan motorik halus seperti memotong dengan gunting. Setelah
berumur 6 – 7 tahun, anak-anak hanya menguasai sedikit kemampuan dasar yang
baru, namun kualitas dan tingkat
kerumitan gerkan mereka sangat meningkat(Berk,2011).
B.
Perkembangan
Kognisi
Bahasa merupakan
kemampuan untuk berkomunikasi dengan orang lain. Dalam pengertian ini, tercakup
semua cara untuk berkomunikasi, di mana pikiran dan perasaan dinyatakan dalam
bentuk lambang atau simbol untuk mengungkapkan suat pengertian , seperti
menggunakan lisan, tulisan, isyarat, bilangan, lukisan, dan mimik muka. Penguasaan bahasa sejak lahir hingga
usia 2 tahun, bayi memahami dunianya dengan indera mereka. Ketika anak
mengalami peralihan dari tahap sensorimotor ke tahap praoperasi dan mulai
berbicara dan menggunakan simbol-simbol mental, mereka daapat menggunakan
pikiran atau konsep untuk memahami dunia mereka. Anak-anak pada umumnya
mengembangkan kemampuan bahsa dasar sebelum masuk sekolah. Perkembangan bahsa
melibatkan komunikasi lisan maupun tertulis. Kemampuan verbal berkmbang sangat
dini, dan ketika anak mulai menginjak usia 3 tahun maka kemampuan berbicaranya
semakin terampil. Pada akhir masa prasekolah, anak-anak dapat menggunakan dan
memahami kalimat dalam jumlah yang hampir tidak terhingga, dapat melakukan
percakapan, dan tahu tentang bahsa tertulis. S
Selama
masa prasekolah, pembendaharaan kata anak-anak bertambah, bersama tentang
pengetahuan mereka tenttang bahasa lisan. Pada waktu mereka sekolah, anak-anak
telah menguasai aturan gramatika bahasa, dan pembendaharaan kata mereka terdiri
atas ribuan kata. Bahasa lisan atau
bahasa yang di ucapkan tidak mengharuskan untuk mempelajari kata-kata, tetapi
jua mempelajari aturan pembentukan kata dan kalimat.
Perkembangan
bahasa lisan sangat di pengaruhi oleh jumlah dan kualitas pembicaraan yang di
lakukan orang tua dengan anak-anak mereka. Studi Hart dan Risley(1995)
menemukan bahwa orang tua kelas menengah berbicara jauh lebih banyak kepada
anak mereka daripada orang tua kelas pekerja, dan anak-anak mereka mempunyai
pembendaharaan kata yang berbeda.
Belajar
membaca pada kelas awal sekolah
dasar adalah salah satu yang terpenting
dari semua tugas perkembangan, karena mata pelajaran lain tergantung pada
membaca. Riset tentang kemelekhurufan
usia dini(emergent literacy),
atau pengetahuan dan kemampuan anak-anak prasekolah terkait dengan
membaca(Glazer dan Burke,1994:pressley,2003), telah memperlihatkan bahwa
anak-anak dapat memasuki usia sekolah dengan pengetahuan yang banyak tentang
membaca dan bahwa pengetahuan ini mengambil peran bagi keberhasilan pengjaran
membaca formal.
Kemampuan
menulis anak-anak mengikuti urutan
perkembangan. Kemampuan ini muncul dari
coretan sebelumnya dan pada awalnya tersebar di seluruh bagian halaman.
Karakteristik ini menunjkan bahwa pemahaman yang tidak lengkap tentang batas-batas
kata dan juga ketidakmampuan menciptaka baris kedalam pikian untuk menempatkan
huruf. Anak-anak menemukan ejaan dengan melakukan penilaian tentang bunyi dan
menghubungkan bunyiyang mereka dengar dengan huruf yang mereka kenal.
C.
Perkembangan
Sosioemosi
Teori
Erick Erickson tentang perkembangan pribadi dan sosial mengatakan bahwa selama
masa prasekolah, anak-anak harus menuntaskan risis kepribadian anatara
inisiatif dan rasa bersalah. Pendidik masa usia dini dapat mendorong penuntasan
ini dengan memberikan kesempatan keapada anak-anak untuk mengambil inisiatif,
ditantang, dan berhasil. Hubungan yang pertama perkembangan sosioemosi pada
tahap prasekolah adalah hubungan anatara teman sebaya.
Teman
sebaya adalah anak-anak yang lain yang mempunyai usia yang hampir ataupun sama
dengan seorang anak. Teman sebaya mulai memainkan peran yang penting dalam
perkembangan dan kognisi anak-anak. Hubungan anak-anak dengan teman sebaya
mereka berbeda-beda dalam berberapa hal
dari interaksi mereka dengan orang dewasa. Permainan dengan teman sebaya
memungkinkan anak-anak berinteraksi dengan orang-orang lain yang tingkat
perkembangannya mirip dengan tingkat perkembangan mereka sendiri. Ketika teman
sebaya bertengkar di antara mereka sendiri,mereka harus memberikan pengakuan
dan harus bekerja sama menyelesaikannya. Konflik dengan tema sebaya juga
memungkinkan anak-anak melihat bahwa orang lain mempunyai
pemikiran,perasaan,dan sudut pandang yang
berbeda dari mereka sendiri. Konflik juga mempertinggi kepekaan
anak-anak mengenai akibat perilaku terhadap orang-orang lain. Dengan cara ini
mengatasi egosentrisme yang di jelaskan piaget sebagai karakteristik pemikiran
praoperasi,dan membantu mereka melihat bahwa orang lain mempunyai sudut pandang
yang berbeda dari sudut pandang yang berbeda dari sudut pandang mereka sendiri.
Perilaku
prososial adalah tindakan sukarela terhadap orang lain seperti kepedulian,
saling berbagi, penghiburan, dan kerja sama. Riset tentang perilaku prososial
telah memberi andil bagi pengetauan kita tentang perkembangan moral dan sosial
anak.
Kebanayakan
interaksi anak-anak prasekolah dengan teman sebaya terjadi selama
permainan)Huges,1995). Dalam studi klasik tentang anak-anak prasekolah, Mildred
Parten mengidentifikasika empat kategori permanan yang mencerminkan peningkatan
kadar dan kecanggihan interaksi sosial. Diantaranya adalah permainan soliter
yaitu permainan yang terjadi secara sendirian, misalnya bermain dengan mainan
mobil-mobilan tanpa bergantng pada apa yang di lakukan anak lain. Permainan
paralel melibatkan anak-anak bersangkutan turut serta kedalam pengaruh satu
sama lain tetapi lebih sedikit. Permainan kooperatif terjadi ketika anak-anak
bergabung untuk mencapai tujuan bersama. Permainan berperan penting bagi
anak-anak karena hal itu melaatih kemampuan bahasa, kognisi, dan sosial mereka
dan memberikan andil pikiran mereka ketika bermain. Permainan juga di kaitkan
dengan kreatifitas, khusunya kemampuan anak untuk berpikir yang tidak begitu
kaku dan lebih fleksible.
B.
JENIS
PROGRAM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
Hampir pada semua Negara di
dunia, anak-anak mengawali sekolah formal pada umur 6 tahun. Lalu, jika memang
ada, sekolah manakah yang dibutuhkan untuk anak-anak dibawah usia 5 tahun.
Muncul program penitipan anak berkelompok dan program prasekolah. Sehingga
kualitas sejumlah pengalaman anak telah makin tinggi.
1) Program
Penitipan Anak
Program ini menyediakan
layanan pengasuhan anak bagi orang tua yang bekerja. Mulai dari jasa pengasuhan
bayi hingga program prasekolah yang terorganisir. Riset memperlihatkan bahwa
kualitas perawatan anak usia dini dapat mempunyai dampak yang berlangsung lama.
2) Prasekolah
Prasekolah lebih mungkin
menyediakan program terencana yang dirancang untuk menumbuhkan perkembangan
social dan kognisi anak-anak kecil. Focus utama pendidikan nya adalah pelatihan
kesiapan: Siswa mempelajari kemampuan yang diharapkan untuk menyiapkan mereka
bagi pengajaran formal. Anak juga didorong agar tumbuh secara emosi dan
berkembang konsep dirinya positif serta meningkatkan kemampuan otot besar dan
otot kecil. Terdiri dari kegiatan terstruktur, mulai dari proyek seni, diskusi
kelompok, hingga permainan yang tidak terstruktur.
3) Program
Prasekolah Kompensansi
Program pendidikan masa
anak-anak awal dirancang untuk meningkatkan kesiapan sekolah. Pada umumnya
menemukan dampak positif pada kemampuan kesiapan anak-anak dan pada banyak
hasil lain. Dampak partisipasi masa anak-anak awal masih dapat dideteksi pada
usia 27 dan 40 tahun. Riset tenatang pendidikan masa anak-anak awal kompensasi
mungkin tampak menunjukkan bahwa program prasekolah sangat berperan bagi semua
siswa. Namun, banyak peneliti mengajukan hipotesis bahwaprogram prasekolah
lebih berperan penting bagi anak-anak kelas social rendah, karena banyak
diantara pengalaman yang disediakan prasekolah biasanya sitemukan dalam
keluarga kelas menengah tapi mungkin tidak ada dalam keluarga yang berstatus
sosioekonomi kelas rendah.
4) Intervensi
Dini
Banyak peneliti percaya
bahwa intervensi lebih dini perlu bagi anak-anakyang berisiko terbesar gagal
sekolah. Program telah dikembangkan untuk dimulai oleh anak-anak sejak usia 6
bulan.program intensif stimulasi bayi, prasekolah bermutu tinggi, dan pelayanan
keluarga memungkinkan anak-anak berkinerja memadai selama sekolah dasar; hampir
semua anak dalam kelompok pembanding ditempatkan ke dalam program pendidikan
khusus.
5) Program
Taman Kanak-Kanak
Tujuan semula taman
kanak-kanak ialah menyiapkan siswa mengikuti pengajaran formal dengan mendorong
perkembangan keammpuan social, tetapi belakangan ini fungsi tersebut diambil
oleh program prasekolah. Taman kanak-kanak telah banyak terfokus pada masalah
akademis dengan menekankan kemampuan membaca dan matematika serta perilaku yang
pantas di sekolah. Riset menunjukkan bahwa siswa dengan status sosioekonomi
lebih rendah memperoleh lebih banyak manfaat dari program taman kanak-kanak
sehari penuh. Intervensi membaca di taman kanak-kanak dirancang untuk membantu
anak-anak mempelajari cara penggabungan bunyi ke dalam kata-kata terbukti
mempunyai dampak jangka panjang.
6) Praktik
yang Sesuai dengan Perkembangan
Ini adalah pengajaran yang
didasarkan pada karakteristik dan kebutuhan masing-masing siswa, bukan usia
mereka. National Association for the Education of Young Children (NAEYC) telah
menjelaskan praktik yang sesuai dengan perkembangan bagi siswa yang berusia 5
sampai 8 tahun sebagai berikut.
Tiap-tiap anak dipandang
sebagai orang yang unik dengan pola dan waktu pertumbuhan masing-masing.
Tingkat kemampuan, perkembangan, dan gaya belajar berbeda harus diterima.
Hal-hal tersebut digunakan untuk merancang kurikulum. Anak-anak dimungkinkan
maju dengan kecepatan mereka sendiri dalam mempelajari kemampuan penting.
Dianjurkan banyaknya
penggunaan proyek, permainan, penjajakan, kerja kelompok, pusat belajar dan
lainnya. Namun studi yang berlangsung lama terhadap anak-anak yang mengikuti
program lain yasng sesuai dengan perkembangan atau prasekolah menemukan sedikit
perbedaan yang bertahan hingga kelas-kelas awal sekolah dasar.
C.
PERKEMBANGAN
ANAK SELAMA MASA SEKOLAH DASAR
Anak-anak
yang memasuki kelas satu berada dalam periode transisi dari pertumbuhan pesat
masa anak anak awal ke tahap perkembangan yang lebih bertahap. Perubahan
perkembangan mental maupun sosial menjadi ciri khas perkembangan masa awal
sekolah. Beberapa tahun kemudian, ketika anak anak mencapai kelas kelas sekolah
dasar yang lebih tinggi, mereka mendekati masa akhir anak anak dan mulai
memasuki masa praremaja. Keberhsilan anak anak di sekolah sangat berperan
penting selama masa sekolah awal, karena pada kelas kelas sekolah dasar lah
mereka mendefinisikan diri sebagai siswa
1.
Perkembangan
Fisik
Perkembangan
fisik anak pada masa sekolah dasar akan mengalami perlambatan jika di
bandingakan dengan masa anak-anak awal. Pada saat anak memasuk sekolah dasar,
mereka telah mengembangkan banyak kemampuan motorik dasar yang mereka butuhkan
untuk menyeimbangkan badan, berlari, melompat, dan melempar. Pria berada 12
hingga 18 bulan di belakang wanita dalam pertumbuhan fisik, sehingga anak
laki-laki yang mengalami kedewasaan dini sekalipun tidak memulai dorongan
pertumbuhan mereka hingga 11 tahun. Bagi anak laki-laki, akhir masa praremaja
dan permulaan masa remaja awal di ukur oleh ejakulasi pertama yang terjadi
anatara 13-16 tahun.
2.
Perkembangan
Kognisi
Anatara
usia 5-7 tahun, proses pemikiran anak-anak mengalami perubahan penting. Ini
adalah periode peralihan dari tahap pemikiran praoperasi ke tahap operasi
konkret. Selain masuk pada tahap operasi konkret, anak-anak usia sekolah dasar
dengan pesat mengembangkan kemampua daya ingat dan kognisi, termasuk kemampuan
meta kognisi, yaitu kemampuan memikirkan pemikiran mereka sendiri dan
memelajari cara belajar.
3.
Perkembangan
Sosioemosi
Ketika
anak-anak memasuki sekolah dasar, mereka telah mengembangkan kemampuan
pemikiran, tindakan, dan pengaruh sosial yang lebih rumit. Masa sekolah dasar
biasanya di habiskan untk melewati tahap ke empat Erickson kemegahan vs
inferioritas. Selama tahap ini anak-anak mulai mencoba membuktikan bahwa mereka
tumbuh dewasa. Selan itu tahap ini juga meliputi pertumbuhan tindaka mandiri,
kerja sama dengan keompok dan tampil dengan cara yang daapat di terima secara
sosial dengan perhatian pada tindakan yang adil.
D.
PERKEMBANGAN
ANAK SELAMA MASA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DAN MENENGAH ATAS
Periode
perkembangan remaja dimulai dengan pubertas. Periode pubertas atau masa remaja
awal adalah waktu perkembangan fisik dan intelektual yang pesat. Dalah
pembahasan ini, kita akan membahas perubahan utama yang terjadi ketika anak
tersebut menjadi remaja dan kita akan mempelajari bagaimana perkembangan remaja
mempengaruhi struktur pengajaran, kurikulum dan struktur sekolah.
1.
Perkembangan
Fisik
Perkembangan
fisik selama remaja dimulai dari masa pubertas. Pubertas adalah serangkaian
perubahan fisiologis yang mengakibatkan organism yang tidak matang snggup
melakukan reproduksi. Anak pra-puber dan pasca-puber berbeda penampilan luar
karna perubahan tinggi badan dan proporsi tubuh dan perkembangan cirri-ciri
seks primer dan sekunder.
Wanita
rata-rata memulai perubahan pubertas 1 sampai 2 tahun lebih awal dari pada
pria. Namun, dalam masing-masing jenis kelamin, rentang usia permulaan yang
lazim adalah 6 tahun. Beberapa orang hanya membutuhkan 18 hingga 24 bulan untuk
mengalami perubahan pubertas menuju kematangan reproduksi, yang lain mungkin
memerlukan 6 tahun untuk melewati tahap yang sama. Perbedaan ini berarti orang
dapat saja benar benar sudah dewasa sebelum orang lain dengan usia yang sama memulai
pubertas sekalipun. Usia keragaman maksimum adalah 13 tahun untuk pria dan
sekitas 11 tahun untuk wanita.
Orang
yang mengalami kedewasaan lebih dini mugkin merasa tidak nyaman berada di
tengah-tengah mayoritas orang yang kurang dewasa sehingga menimbulkan kenakalan
dan masalah bagi lingkungan nya (teman dan guru)
2.
Perkembangan
kongnisi
Ketika
seluruh bagian tubuh lain berubah pada masa pubertas, otak dan fungsi lain juga
berubah, dan waktu perubahan intelektual sangat berbeda-beda seluruh individu.
Pada usia 12 hingga 15 tahun manusia paling banyak berfluktuasi sehingga
beberapa peneliti menyebutnya “dorongan pertumbuhan intelektual”. Remaja mulai
menyadari keterbatasaan pemikiran mereka. Mereka bergumul dengan konsep yang
dihilangkan dari pengalamaan mereka sendiri. Perkembangan kongnisi ini
dicirikan dengan pertumbuhan pemahaman dan kemampuan yang terus-menerus
a)
Penalaran
hipotetis-deduktif
Ø Pada
usia ini terjadi perubahan dan pemikiran operasi konkret ke operasi formal
Ø Penalaran
hipotesis-deduktif penalaran ini terjadi pada tahap pemikiran operasi formal
Ø Piaget
menemukan bahwa penggunaaan operasi formal tergantung pada ketidakasingan
pelajar pada mata pelajaran tertentu
Ø Penggunaan
pemikiran perasi formal berbeda-beda menurut tugas pengetahuan, latar belakang
dan perbedaan individu
3.
Perkembangan
sosioemosi
Pada
masa remaja, anak-anak juga mengalami perubahan penting dalam kehidupan sosial
dan emosi mereka. Sebagian besar akibat dari struktur fisik dan kongnisi mereka
sedang berubah, anak-anak pada kelas akhir sekola dasar berupaya tampil lebih
dewasa. Mereka menginginkan orang tua mereka memperlakukan mereka dengan
berbeda, walaupun banyak orang tua mereka tidadak bersedia memperlakukan dengan
berbeda. Walaupun mereka percaya orang tua mereka memahami mereka, mereka tidak
berpendapat orang tua mereka memahami mereka. Penolakan dapat menimbulkan
persoalan emosi yang serius. Disinilah terletak penyebab utama perubahan
hubungan praremaja dengan orang tua.
a)
Perkembangan
identitas
Salah
satu tanda pertama masa remaja awal ialah kehadiran daya refleksi, yaitu kecenderungan
memikirkan apa yang terjadi ke dalam benak sendiri dan mempelajari diri
sendiri. Mereka mulai menyadari bahwa terdapat perbedaan dari apa yang mereka
pikirkan danrasakan serta bagaimana mereka berprilaku. Disinilah remaja
cenderung merasakan ketidak puasan terhadap dirinya.
b)
Empat
status identitas james Marcia
Berdasarkan
karya erikson, james Marcia (1991) megidenfikasi empat status identitas melalui
wawancara yang mendalam dengan remaja
1. Penutup
diri : pembentukan identitas prematur remaja yang berdasar pada pilihan orang
tua, buakn pilihannya sendiri.
2. Difusi
identitas : ketidakmampuan mengembangkan arah yang jelas atau pemahaman akan
diri.
3. Moratprium
: eksperimen dengan pilihan pekerjaan dan ideology tanpa komitmen yang pasti
4. Pencapaian
identitas : keadaan konsolidasi yang mencerminkan keputusan yang sadar dan
jelas mengenai pekerjaan dan ideologi
c)
Konsep
diri dan harga diri
Konsep
ini juga berubah ketika anak-anak memasuki dan menjalani masa remaja. Perubahan
kea rah gambaran yang lenih abstrak yang dimulai pada masa anak-anak
pertengahan berlanjut dan gambaran diri remaja sering meliputi sifat-sifat
pribadi (ramah,menjengkelkan), emosi (tertekan,ketakutan) dan keyakinan pribadi
(liberal, konservatif). Karya Susan Harter telah ngidentifikasi 8 aspek konsep
diri remaja : kompetensi sekolah, kompetensi kerja, kompotensi atletik,
penampilan fisik, penerimaan sosial, persahabatan erat, dan daya tarik
romantis. Marsh (1993) mengidentifikasi 5 konsep diri ang berbeda : verbal
akademis, matematis akademis hubungan orang tua, jenis kelamin kelamin yang
sama dan jenis kelaminyang berbeda.
Harga
diri juga mengalami fluktuasi dan perubahan masa remaja. Harga diri mencapai
titik terendah ketika anak-anak memasukin sekolah menengah pertama atau sekolah
menengah atas dan ketika awal pubertas.
d)
Hubungan
sosial
Ketika
anak-anak memasuki masa remaja, perubahan hakikat persahabatan terjadi. Pada
umumnya, jumlah waktu yang dihabiskan bersama teman meningkat tajam, remaja
menghabiskan lebih banyak waktu bersama teman sebaya mereka dari pada bersama
anggota keluarga atau sendirian.
e)
Hubungan
dengan teman sebaya
Hakikat
hubungan dengan teman sebaya pada masa remaja dicirikan berdasarkan statuss
sosial dan pertemanan akrab sebaya. Status sosial atau tingkat penerimaan teman
oleh teman sebaya, dipelajari oleh kaitannya dengan kelompok status yang sama,
yang diidentifikai pada masa anak-anak pertengahan. Seperti pada anak-anak
sekolah dasar, remaja yang popular dan diterima dengan baik cenderung
memperlihatkan penyelesain konflik dan kemampuan akademis yang positif,
perilaku prososial dan sifat kepemimpinan, sedangkan anak-anak yang ditolak dan
kurang diterima cenderung memperlihatkan prilaku agresif dan antisocial dan
tingkat kinerja akademis yang rendah.
f)
Perkembangan
emosi
Bagi
kebanyakan remaja, tekana emosi bersifat sementara dan dapat ditangani tapi
bagi beberapa orang tekanan tersebut mengakibatkan kenakalan, penyalahgunaan
obat-obatan dan percobaan bunuh diri.
g)
Masalah-masalah
masa remaja
Masa
remaja dapat menjadi saat yang berisiko besar bagi banyak orang karena
anak-anak usia belasan tahun kini dapat untuk pertama kali terlibat perilaku
atau mengambil keputusan yang mempunyai konsekuasi negative jangka panjang.
h)
Gangguan
emosi
Guru
sekolah seharusnya memahami bahwa prilaku yang tertekan, putus asa tau marah
tanpa alas an dapat menjadi petunjuk bahwa remaja tersebut membutuhkan bantuan
pembimbing sekolah atau orang dewasa yang memiliki pelatihan pikologi lain.
i)
Bullying
Ejekan,
pelecehan dan serangan terhadap teman sebaya yang lebih lemah dapat menjadi
serius ketika anak-anak memasuki remaja awal
j)
Putus
sekolah
Putus
sekolah pada sekolah menengah pertama dapat beresiko seperti : memperoleh
pekerjaan rendah, mengganggur dan mengalami kemiskinan.
k)
Penyalahgunaan
obat-obatan dan alcohol
Penyalahgunaan
zat tersebar secara bebas di kalangan remaja. Penyalahgunaan obat-obatan dan
alcohol sangat terkait dengan kegagalan sekolah
l)
Kenakalan
Kenakalan
pada remaja biasanya merupakan kenakalan kelompok dan merupakan salah satu
masalah yang paling berbahaya.
m)
Resiko
kehamilan
Kehamilan
dan kelahiran anak adalah masalah yang serius dikalangan semua kelompok remaja
wanita, tetapi khususnya di kalangan remaja yang berasal dari keluarga miskin.
n)
Resiko
penyakit menular seksual
Yang
memperparah resiko kegiatan seksual dini tradisioanal adalah peningkatan AIDS
dan penyakit seksual lain
o)
Identitas
sosial
Orang
mulai menjajaki identitas seksual mereka selama masa remaja, termasuk orang
muda yang mulai menyadari dirinya berorientasi homoseksual atau lesbian.
Kesadaran ini dapat mengakibatkan tekanan remaja dan orang tua. Keadaan ini
dapat mengakibatkan ketegangan dengan kelompok sebaya dan dapat terlibat pada
penghinaan, penolakan dan bahkan perilaku kejam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar